" Dalam kurun waktu 10 tahun,
Caterpillar berhasil melakukan penghematan sebesar $450 juta karena proaktif dalam menciptakan dan melakukan
perubahan terkait strategi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)."
Siapa yang tidak kenal perusahaan raksasa Caterpillar? Produsen peralatan konstruksi dan pertambangan, engine diesel
dan gas alam, dll. terbesar di dunia ini, ternyata sangat fokus dalam
merancang dan melakukan perbaikan terkait program keselamatan dan
kesehatan kerjanya.
Dalam mewujudkan lingkungan kerja yang
aman dan meminimalkan angka kecelakaan kerja, perusahaan yang bermarkas
di Amerika Serikat ini ternyata memiliki rahasia sukses. Apakah kunci
sukses Caterpillar dalam menciptakan program K3?
Caterpillar Gunakan Leading Indicator yang Proaktif untuk Menciptakan Keselamatan Kerja Kelas Dunia
Apa itu leading indicator? Apa kaitannya dengan keselamatan kerja di sebuah perusahaan? Dalam dunia K3, istilah leading dan lagging indicator atau biasa juga disebut dengan indikator awal dan indikator akhir sudah tidak asing lagi terdengar. Para ahli K3 menggunakan leading dan lagging indicator untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan K3 di suatu perusahaan.
Pengukuran K3 menjadi hal yang sangat
penting untuk meningkatkan efektivitas kinerja K3 dan memperbaiki
program K3 yang kinerjanya belum maksimal, demi terciptanya lingkungan
kerja yang aman dan zero accident. Lantas apa bedanya leading indicator dengan lagging indicator?
Lagging Indicator
Lagging indicator lebih berfokus kepada kecelakaan kerja yang disusun dalam bentuk data statistik. Contohnya:
- Frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dan tingkat keparahan kecelakaan kerja.
- Hari kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (PAK).
- Biaya kompensasi untuk pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau PAK.
- Dan lain-lain.
Melalui lagging indicator, para
ahli K3 akan melakukan tindakan semaksimal mungkin agar indikator
kecelakaan tersebut selalu dalam posisi nol. Hanya saja lagging indicator ini memiliki kelemahan. Lagging indicator
tidak mencerminkan seberapa baik aktivitas pencegahan kecelakaan kerja
yang manajemen lakukan. Indikator tersebut hanya memberi tahu seberapa
banyak pekerja yang cedera dan seberapa parah cederanya.
Leading Indicator
Berbeda dengan lagging indicator, leading indicator
atau indikator awal berfokus pada seberapa baik tindakan pencegahan
yang manajemen lakukan agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Contohnya:
- Pelatihan K3
- Identifikasi dan perbaikan penerapan ergonomi
- Pengurangan risiko MSD
- Audit K3
- Induksi K3 untuk pekerja baru dan pekerja lama
- Program K3
- Rapat K3
- Dan lain-lain.
Melalui leading indicator, manajemen dapat mengukur performa kinerja K3 dan perbaikan apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan angka kecelakaan kerja.
Apa rahasia Caterpillar dalam menggunakan leading indicator?
Pada tahun 2002, lebih dari 20.000
pekerja mengalami cedera, sehingga Caterpillar harus mengalami
kehilangan hari kerja sebanyak 63.000. Imbasnya tak hanya pada internal
perusahaan saja, reputasi perusahaan di mata klien juga menjadi buruk.
Banyak klien yang mengurungkan kerja samanya karena buruknya manajemen
K3 di Caterpillar.
Akhirnya, pada tahun 2003, manajemen menggunakan leading indicator
untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dan bisa
mengurangi angka kecelakaan kerja sebesar-besarnya. Dengan memanfaatkan
Safety Strategic Improvement Process (SIP), akhirnya mereka
pun berhasil meminimalkan angka kecelakaan kerja dan melakukan
penghematan biaya langsung/ tidak langsung. Dalam kurun waktu 10 tahun,
Caterpillar berhasil mengurangi cedera sebanyak 85 persen dan berhasil
melakukan penghematan biaya sebesar $450 juta.
Elemen apa saja yang termasuk dalam Safety Strategic Improvement Process (SIP)?
- Menciptakan safety culture yang kuat.
- Sistem manajemen K3 yang komprehensif, peralatan kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang memadai.
- Keterlibatan pemimpin dan manajer dalam proses K3.
- Peran dan tanggung jawab manajemen K3 yang jelas.
- Konsisten dalam menentukan target dan pelaporan kinerja K3.
- Konsisten memprioritaskan isu K3 saat rapat.
- Rekognisi perilaku kerja aman (safety behavior) dan kinerja para pekerja dalam menerapkan K3.
* * *
Untuk meningkatkan performa kinerja K3 di perusahaan, sebaiknya Anda menggunakan leading dan lagging indikator
secara bersamaan. Sebab dari situ, Anda bisa benar-benar melihat
seberapa efektif program K3 yang diterapkan dan untuk memastikan semua
pekerja dapat pulang ke rumahnya dalam kondisi selamat. Rahasia sukses
Caterpillar dengan memanfaatkan SIP pada leading indicator di
atas juga dapat Anda jadikan inspirasi untuk mengembangkan/ melakukan
perbaikan pada program K3 di perusahaan Anda. Semoga bermanfaat, sobat
pro safety.
Semoga Bermanfaat. Salam safety!
By Copywriter PT Safety Sign Indonesia
Sumber: www.SafetySign.co.id
No comments:
Post a Comment