BERITA TERPERCAYA HANYA DI DUNIA PANEL

Thursday, December 29, 2016

COLD STORAGE SANDWICH PANEL, FUNGSI DAN KEGUNAANYA





Konstruksi utama Cold Storage adalah Panel Insulation yang secara teknis dapat menghambat perpindahan/perambatan temperatur dari dalam ruang pendingin sehingga tempertur di dalam ruang pendingin dapat terjaga sesuai yang diharapkan.Dengan menurunkan suhu(mendinginkan) pada suatu produk maka aktifitas mikroba yang berada pada produk akan berkurang,sehingga kerusakan atau penurunan kualitas produk dapat dihambat.Pada produk tertentu seperti jenis sayur-sayuran atau buah-buahan kontrol pada proses suhu pendinginan sangatlah utama dan bisa dikatakan sangat kritis, karena bisa mengalami chilling injury bila berada dibawah suhu tertentu.

Friday, December 23, 2016

ISTILAH ISTILAH YANG BERHUBUNGAN CLEAN ROOM SANDWICH PANEL

Acceptance criteria. Batas atas dan bawah dari parameter kritis farmasi parameter  (dalam hal ini, lingkungan ruangan). Jika batas terlampaui, produk farmasi dapat dianggap dipalsukan.

Air lock. Sebuah kamar kecil transisi antara dua ruangan yang berbeda kebersihan dan tekanan udara. Pintu di kedua ujung transisi ruangan harus di program untuk menghindari kedua terbuka secara bersamaan, untuk meminimalkan kontak udara langsung (kontaminasi silang) dari dua kamar. Relay waktu antara pintu diperlukan.
contoh air lock
 

As-built Cleanroom. Sebuah Cleanroom yang lengkap, dengan semua hubungan layanan dan fungsional, tetapi tanpa peralatan produksi, bahan, atau orang di dalam ruangan.

Aseptic Area - Ruang aseptik. Sebuah ruang dikendalikan sehingga pertumbuhan bakteri terkandung dalam batas yang dapat diterima. Ini bukan ruang steril, di yang benar-benar tidak ada kehidupan.

At-rest Cleanroom. Sebuah Cleanroom yang lengkap dengan produksi peralatan dan bahan dan beroperasi, tapi tanpa personel di dalam ruangan.

CFU (colony-forming unit). Sebuah ukuran bakteri hadir dalam ruang pengolahan farmasi, diukur dengan pengambilan sampel sebagai bagian dari kualifikasi kinerja.

Challange - Tantangan. Dispersi udara dari partikel dengan ukuran yang dikenal dan konsentrasi yang digunakan untuk menguji integritas filter dan efisiensi.

Cleanroom. Sebuah daerah tertutup khusus dibangun dengan lingkungan kontrol partikulat, suhu, kelembaban, tekanan udara, pola tekanan udara aliran, gerak udara, getaran, kebisingan, organisme yang layak, dan pencahayaan.
 

Clean Space. Sebuah area tertentu di mana konsentrasi partikel dan kondisi lingkungan dikendalikan pada atau di bawah batas yang ditentukan.

Contamination - Kontaminasi. Setiap material yang tidak diinginkan, substansi, atau energi.

Conventional-flow Cleanroom - Aliran-konvensional Cleanroom. Sebuah Cleanroom dengan non-unidirectional atau pola aliran udara campuran dan kecepatan.

Critical parameter - Parameter kritis. Sebuah variabel ruang (misalnya, suhu, kelembaban, perubahan udara, tekanan kamar, partikulat, organisme yang layak) itu, oleh data pengembangan produk farmasi hukum atau per, mempengaruhi kekuatan produk, identitas, keamanan, kemurnian, atau kualitas (SISPQ).

Critical surfaces - Permukaan kritis. Permukaan bagian pekerjaan yang harus dilindungi dari kontaminasi partikel.

Design conditions - Kondisi desain. Kondisi lingkungan dimana ruang bersih dirancang.

DOP. Dioktil ftalat, aerosol sebelumnya digunakan untuk menguji efisiensi dan integritas filter HEPA.
 

ESD. Discharge elektrostatik.

E.U. Uni Eropa pedoman untuk manufaktur farmasi GMP.

Exfiltration. Kebocoran udara dari ruang melalui celah-celah di pintu dan melalui pemindahan bukaan materi, dll, karena perbedaan tekanan ruang.

FDA. US Food and Drug Administration.

First air – Udara air. Air bahwa isu-isu langsung dari HEPA menyaring sebelum melewati setiap lokasi kerja.

FS 209. Federal Standard (dibatalkan pada bulan November2001) bahwa kelas kebersihan partikulat udara ditentukan dalam cleanrooms dan zona bersih. (Organisasi Internasional untuk ISO Standardisasi) Standard 14644-1 adalah internasional sebandingstandar untuk cleanrooms. Tabel 1 dan Gambar 1 membandingkan dan meringkas Federal dan kelas standar ISO.

GMP. Good manufacturing pratice, Praktek manufaktur yang baik, seperti yang didefinisikan oleh Kode FederalPeraturan (CFR) 21CFR210, 211 (juga, cGMP = arus GMP). -Udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA) filter. Sebuah filter dengan efisiensi atas 99,97% dari 0,3 partikel um.

IEST. Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lingkungan. Untuk perbandingan praktek direkomendasikan IEST dan dokumen ISO.

Infiltration - Infiltrasi. Udara yang tidak terkendali yang exfiltrates dari ruang sekitarnya ruang bersih.

ISPE. Masyarakat Internasional untuk Rekayasa Farmasi.

ISO. Organisasi Internasional untuk Standardisasi. Sebagai perbandingan dokumen ISO dan praktek direkomendasikan IEST.

Laminar flow - Aliran laminar. Lihat aliran Searah.

Leakage - Kebocoran. Lihat exfiltration.

Makeup air - Makeup udara. Air diperkenalkan ke sistem udara untuk ventilasi, bertekanan, dan penggantian udara knalpot.

Minienvironment / Isolator. Sebuah penghalang, kandang, atau pelindung kotak yang mengisolasi produk dari pekerja produksi dan kontaminasi sumber lainnya.

Monodispersed partikel. Aerosol dengan band sempit ukuran partikel, umumnya digunakan untuk menantang dan Peringkat HEPA dan UpLa filter udara.

Nonunidirectional aliran workstation. Sebuah workstation tanpa pola aliran udara seragam dan kecepatan.

Operational cleanroom - Cleanroom operasional. Sebuah Cleanroom dalam operasi normal dengan semua layanan yang ditentukan, peralatan produksi, bahan, dan personil hadir dan melakukan fungsi kerja normal mereka.

Oral Product - Produk Oral. Sebuah produk farmasi yang akan diambil oleh mulut oleh pasien. Mereka biasanya tidak diproduksi dalam ruang aseptik.

PAO. Polyalphaolefin, pengganti DOP dalam pengujian HEPA filter.

Parenteral Product - Produk parenteral. Sebuah produk farmasi harus disuntikkan  ke pasien. Parenteral diproduksi dalam kondisi aseptik atau disterilisasi untuk menghancurkan bakteri dan bertemu aseptik persyaratan.

Particle concentration - Konsentrasi partikel. Jumlah partikel individu persatuan volume udara.

Particle size - Ukuran partikel. Jelas dimensi linier maksimum partikel pada bidang pengamatan.

Qualification protocal - Polydispersed partikel. Aerosol dengan pita lebar partikel ukuran, umumnya digunakan untuk kebocoran-test filter dan sistem framing  filter.

Qualification - Kualifikasi. Formal komisioning dan operasi sistem dibentuk melalui kualifikasi instalasi, operasional, dan kinerja prosedur (dengan persetujuan).

Qualification Protocol - Protokol kualifikasi. Penjelasan tertulis dari kegiatan yang diperlukan untuk memenuhi syarat fasilitas farmasi, dengan membutuhkan persetujuan tanda tangan.

Room Classification - Klasifikasi kamar. Udara ruangan kelas kualitas (Gambar 1, Tabel 1).
SOP. Standar operasianal Prosedur. Prosedur operasi standar.

Topical Product - Produk topikal. Sebuah produk farmasi yang akan diterapkan pada kulit atau jaringan lunak sebagai cairan, krim, atau salep, yang karenanya tidak perlu aseptik. Produk tetes mata steril, meskipun, biasanya diproduksi secara aseptik.

ULPA (udara ultralow-penetrasi) filter. Sebuah filter dengan minimum efisiensi 99,999% pada 0,12 pM ukuran partikel.

Unidirectional Flow - Arus searah. Sebelumnya disebut aliran laminar. Udara mengalir pada kecepatan konstan dan seragam dalam arah yang sama.

Workstation. Sebuah permukaan kerja terbuka atau tertutup dengan udara pasokan langsung.

Tuesday, December 20, 2016

JENIS JENIS PEKERJAAN YANG SERING TERJADI KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan kerja terjadi bukan karena keinginan pekerja itu sendiri, Namun kecelakaan kerja dapat di minimalkan atau dapat dihindari jika sudah memenuhi standar keselamatan kerja. Aturan keselamatan kerja pada pegawai sudah di atur dalam undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja, hanya kita harus menjalankan dengan baik dan benar.
Banyak hal yang tak terduga dapat terjadi terkait kecelakaan kerja itu sendiri, pegawai dapat mengalami hal-hal yang tidak diinginkan akibat kecelakaan kerja. Oleh sebab itu, penting untuk kita memahami prosedur maupun standar kecelakaan kerja.
Di indonesia masih banyak perusahaan yang masih mengabaikan standar keselamatan kerja, pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja bagi pegawai sepertinya masih sedikit perusahaan yang memperhatikan hal ini.

Jenis-jenis pekerjaan yang sering terjadi kecelakaan kerja :

Pekerjaan Pabrik Kimia

Pekerjaan dalam pabrik kimia sangat rawan dengan terjadinya kecelakaan kerja. para pegawai setiap hari berinteraksi dengan benda ataupun zat kimia yang berbahaya dari pabrik kimia itu sendiri. medan kerja yang esktrim ini harus lebih di perhatikan agar tidak ada korban akibat kecelakaan kerja.

Pekerjaan Proyek Bangunan/Konstruksi

Kecelakaan kerja pekerjaan proyek bangunan/konstruksi sering terjadi karena medan kerja yang sangat dekat dengan kondisi berbahaya, medan kerja yang ekstrim, interaksi dengan benda-benda keras berbahaya seperti batu, besi beton, truk pengangkut semen dan lain-lain. pekerjaan proyek ini selayaknya memenuhi standar keselamatan kerja, jika para pekerja tidak di bekali dengan alat pelindung diri akan sangat sering terjadinya kecelakaan kerja. standart kerja yang baik dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja maka dari itu pekerja harus memahami potensi bahaya yang ada di area kerja.

Sunday, December 18, 2016

PIRAMIDA SAFETY, HAL DASAR YANG HARUS DI KETAHUI SAFETY OFFICER DAN SUPERVISOR.

Piramida safety


Piramida Kecelakaan Kerja menggambarkan statistik urutan (rangkaian) kejadian yang terjadi menuju 1 (satu) kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen). Lebih jelasnya dapat dijabarkan dalam teori piramida kecelakaan kerja sebagai berikut :

Suatu perusahaan dengan tingkat kejadian hampir celaka (nearmiss) tinggi, akan sangat berpotensi mengalami kecelakaan yang berakibat pada kerusakan alat (property damage). Saat tingkat kerusakan alat akibat kecelakaan menunjukkan angka yang tinggi, maka potensi karyawan/pekerja cidera sangat bisa terjadi. Dan begitu juga dengan kejadian yang berakibat cidera ringan pada karyawan/pekerja, jika statistic menunjukkan karyawan/pekerja banyak yang mengalami cidera ringan, maka kecelakaan yang berakibat fatal/mati sangat mungkin bisa terjadi.

Setiap terdapat 1 (satu) kejadian kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen) maka di dalam 1 (satu) kejadian fatal tersebut terdapat 10 (sepuluh) kejadian kecelakaan ringan dan 30 (tiga puluh) kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan aset/properti/alat/bahan serta 600 (enam ratus) kejadian nearmiss (hampir celaka) sebelum terjadi 1 (satu) kejadian kecelakaan fatal tersebut. Piramida kecelakaan kerja tersebut menggambarkan bahwa untuk (guna) mencegah kecelakaan fatal di tempat kerja, maka harus terdapat upaya untuk menghilangkan (mengurangi) kejadian-kejadian nearmiss di tempat kerja sehingga probabilitas menuju kejadian kecelakaan fatal dan kejadian-kejadian lain sebelum menuju adanya 1 (satu) kejadian fatal dapat dikurangi (tidak ada).

 Kita bisa belajar banyak dari kejadian nearmiss yaitu dengan melakukan pemeriksaan kejadian (investigasi). Dengan melakukan investigasi terhadap kejadian nearmiss kita bisa mengetahui penyebabnya tanpa harus mengalami kerugian. Berbeda dengan investigasi pada kecelakaan yang berakibat kerusakan alat (property damage), kita melakukan investigasi pada kejadian yang sudah mengakibatkan kerugian. 
gambar .(petugas safety sedang menganalisa potensi bahaya)

Sebagian orang menyebut investigasi nearmiss adalah 'Gladi resik/gladi bersih', kita bisa mendapatkan root cause (akar masalah) tanpa harus mengalami kerugian.

Jadi, mana yang anda pilih ? membiarkan nearmiss tanpa diinvestigasi atau lebih suka menginvestigasi property damage..?

Selain itu juga, teori piramida kecelakaan ini bisa menjadi dasar pertimbangan apabila suatu perusahaan memiliki catatan kecelakaan baik, namun tiba-tiba terjadi kecelakaan berakibat fatal/mati. maka perlu dicurigai, banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan.

Peran aktif dari pekerja yang melaporkan setiap nearmiss yang ditemukan di lapangan sangat membantu petugas safety untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi sumber bahaya. hal ini sangat penting sekali karena dapat meminimalkan potensi bahaya di area kerja.

semoga bermanfaat
salam safety 

Friday, December 16, 2016

DEFINISI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2015/04/keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2015/04/keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
Keselamatan dan kesehatan kerja K3 adalah kondisi dimana semua potensi bahaya di area kerja sudah dikendalikan dan di minimalkan dampak dari potensi bahaya tersebut.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
 Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
 
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

read more~ http://learnmine.blogspot.co.id/2015/04/keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). 
 gambar 1

Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

Wednesday, December 14, 2016

TIPS AMAN BEKERJA DI KETINGGIAN/WORKING AT HEIGHT

Bagi para pekerja di bidang kontruksi mungkin biasa menemukan atau mengalami bekerja di ketinggian terutama ketika sudah masuk ke tahap struktur dan finishing. Kecelakaan yang di akibatkan terjatuh dari ketinggian dampak nya fatal sekali. Maka dari itu saya sampaikan tips aman bekerja di ketinggian.

Bekerja dengan menggunakan Tangga
  • Pilih tangga, dengan ketinggian yang sesuai
  • Apabila bekerja dengan listrik, spesifikasi tangga harus tahan terhadap tegangan listrik (electrical insulation)
  • Jangan berdiri di atas ujung tangga, maksimal 2 step dari anak tangga yang paling atas utntuk pegangan tangan
  • Letakkan tangga di lantai yang datar
ladder_safety1
  • Apabila menggunakan anak tangga, berdirikan tangga dengan sudut 75o
  • Pastikan ada 1 orang untuk memegang tangga saat dinaiki
  • Jangan meraih atau bekerja di samping kiri atau kanan
  • Penggunaan tangga hanya untuk ketinggian < 2 meter.
  • Pastikan tangga di ikat kuat di ujung atas tangga
  • Sebelum digunakan cek tangga pastikan tidak ada keretakan atau sambungan

Tuesday, December 13, 2016

INSPIRASI, RAHASIA SUKSES CATERPILLAR DALAM MENCIPTAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KELAS DUNIA

" Dalam kurun waktu 10 tahun, Caterpillar berhasil melakukan penghematan sebesar $450 juta karena proaktif dalam menciptakan dan melakukan perubahan terkait strategi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)."
Siapa yang tidak kenal perusahaan raksasa Caterpillar? Produsen peralatan konstruksi dan pertambangan, engine diesel dan gas alam, dll. terbesar di dunia ini, ternyata sangat fokus dalam merancang dan melakukan perbaikan terkait program keselamatan dan kesehatan kerjanya.


Dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan meminimalkan angka kecelakaan kerja, perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat ini ternyata memiliki rahasia sukses. Apakah kunci sukses Caterpillar dalam menciptakan program K3?

Caterpillar Gunakan Leading Indicator yang Proaktif untuk Menciptakan Keselamatan Kerja Kelas Dunia
Apa itu leading indicator? Apa kaitannya dengan keselamatan kerja di sebuah perusahaan? Dalam dunia K3, istilah leading dan lagging indicator atau biasa juga disebut dengan indikator awal dan indikator akhir sudah tidak asing lagi terdengar. Para ahli K3 menggunakan leading dan lagging indicator untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan K3 di suatu perusahaan.


Pengukuran K3 menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan efektivitas kinerja K3 dan memperbaiki program K3 yang kinerjanya belum maksimal, demi terciptanya lingkungan kerja yang aman dan zero accident. Lantas apa bedanya leading indicator dengan lagging indicator?

Lagging Indicator
Lagging indicator lebih berfokus kepada kecelakaan kerja yang disusun dalam bentuk data statistik. Contohnya:
  • Frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dan tingkat keparahan kecelakaan kerja.
  • Hari kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja (PAK).
  • Biaya kompensasi untuk pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau PAK.
  • Dan lain-lain.
Melalui lagging indicator, para ahli K3 akan melakukan tindakan semaksimal mungkin agar indikator kecelakaan tersebut selalu dalam posisi nol. Hanya saja lagging indicator ini memiliki kelemahan. Lagging indicator tidak mencerminkan seberapa baik aktivitas pencegahan kecelakaan kerja yang manajemen lakukan. Indikator tersebut hanya memberi tahu seberapa banyak pekerja yang cedera dan seberapa parah cederanya.

Leading Indicator
Berbeda dengan lagging indicator, leading indicator atau indikator awal berfokus pada seberapa baik tindakan pencegahan yang manajemen lakukan agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Contohnya:
  • Pelatihan K3
  • Identifikasi dan perbaikan penerapan ergonomi
  • Pengurangan risiko MSD
  • Audit K3
  • Induksi K3 untuk pekerja baru dan pekerja lama
  • Program K3
  • Rapat K3
  • Dan lain-lain.
Melalui leading indicator, manajemen dapat mengukur performa kinerja K3 dan perbaikan apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan angka kecelakaan kerja.

Apa rahasia Caterpillar dalam menggunakan leading indicator?
Pada tahun 2002, lebih dari 20.000 pekerja mengalami cedera, sehingga Caterpillar harus mengalami kehilangan hari kerja sebanyak 63.000. Imbasnya tak hanya pada internal perusahaan saja, reputasi perusahaan di mata klien juga menjadi buruk. Banyak klien yang mengurungkan kerja samanya karena buruknya manajemen K3 di Caterpillar.

Akhirnya, pada tahun 2003, manajemen menggunakan leading indicator untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dan bisa mengurangi angka kecelakaan kerja sebesar-besarnya. Dengan memanfaatkan Safety Strategic Improvement Process (SIP), akhirnya mereka pun berhasil meminimalkan angka kecelakaan kerja dan melakukan penghematan biaya langsung/ tidak langsung. Dalam kurun waktu 10 tahun, Caterpillar berhasil mengurangi cedera sebanyak 85 persen dan berhasil melakukan penghematan biaya sebesar $450 juta.

Elemen apa saja yang termasuk dalam Safety Strategic Improvement Process (SIP)?
  1. Menciptakan safety culture yang kuat.
  2. Sistem manajemen K3 yang komprehensif, peralatan kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang memadai.
  3. Keterlibatan pemimpin dan manajer dalam proses K3.
  4. Peran dan tanggung jawab manajemen K3 yang jelas.
  5. Konsisten dalam menentukan target dan pelaporan kinerja K3.
  6. Konsisten memprioritaskan isu K3 saat rapat.
  7. Rekognisi perilaku kerja aman (safety behavior) dan kinerja para pekerja dalam menerapkan K3.

*             *             *

Untuk meningkatkan performa kinerja K3 di perusahaan, sebaiknya Anda menggunakan leading dan lagging indikator secara bersamaan. Sebab dari situ, Anda bisa benar-benar melihat seberapa efektif program K3 yang diterapkan dan untuk memastikan semua pekerja dapat pulang ke rumahnya dalam kondisi selamat. Rahasia sukses Caterpillar dengan memanfaatkan SIP pada leading indicator di atas juga dapat Anda jadikan inspirasi untuk mengembangkan/ melakukan perbaikan pada program K3 di perusahaan Anda. Semoga bermanfaat, sobat pro safety.



Semoga Bermanfaat. Salam safety!
By Copywriter PT Safety Sign Indonesia
Sumber: www.SafetySign.co.id


TRIK AGAR SAFETY TALK/TOOL BOX MEETING TIDAK MEMBOSANKAN

Sebagian pekerja di sektor konstruksi atau pertambangan mungkin pernah berpendapat bahwa mengikuti toolbox meeting/safety talk terkadang terasa membosankan, karena materi yang disampaikan "itu-itu saja" dan selalu diulang-ulang. Bukankah kita semua tahu kalau keselamatan dan kesehatan kerja itu penting. Lantas, mengapa toolbox meeting/safety talk harus dilakukan berulang-ulang?
Karena safety talk/toolboox meeting merupakan media untuk menyampaikan dan mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan kerja dan progres pekerjaan. 
Sebagai pekerja konstruksi atau pertambangan, sebetulnya ada beberapa hal penting yang perlu Anda pahami mengenai toolbox meeting/safety talk ini. Apa itu toolbox meeting/safety talk dan mengapa harus dilakukan rutin sebelum memulai sebuah pekerjaan?
Bagi Anda yang bekerja di sektor konstruksi atau pertambangan mungkin tidak asing lagi mendengar istilah toolbox meeting. Toolbox meeting atau safety talk merupakan pertemuan singkat yang umumnya dilakukan pada pagi hari sebelum dimulainya pekerjaan yang dipimpin oleh supervisor atau safety officer. Rapat singkat ini biasanya membahas topik keselamatan dan kesehatan kerja yang bervariasi. Mulai dari review pekerjaan sebelumnya, pembagian tugas kepada masing-masing pekerja, prosedur kerja, dan paling penting adalah mengingatkan kembali kepada seluruh pekerja mengenai peraturan K3.

Mengapa materi toolbox meeting akan pentingnya K3 selalu disampaikan berulang-ulang? Inilah yang perlu dipahami para pekerja, pengulangan materi toolbox meeting bukan berarti Anda dianggap belum tahu, tetapi hal ini merupakan suatu proses internalisasi atau proses pembentukan budaya K3 (safety culture) di perusahaan Anda.
Tujuannya tak lain agar setiap tahapan pekerjaan yang Anda lakukan harus selalu memperhatikan aspek K3. Aspek tersebut harus selalu dilibatkan dan diutamakan dalam membuat perencanaan maupun pelaksanaan pekerjaan. Baik meliputi penggunaan alat pelindung diri (APD), pemasangan rambu-rambu K3, hingga metode pelaksanaan pekerjaan itu sendiri harus mempertimbangkan aspek K3.
Terutama bagi pekerja di sektor konstruksi atau pertambangan yang angka kecelakaan kerjanya terbilang masih tinggi, toolbox meeting ini bisa dijadikan penunjang dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan mendiskusikan berbagai masalah pekerjaan terkait K3 serta pelaksanaannya di lapangan.
Siapa saja yang ikut dalam toolbox meeting?
Supervisor, safety officer,site manager, project manager serta seluruh pekerja yang terlibat dalam suatu pekerjaan tertentu. Khusus untuk industri gas dan minyak bumi, foreman dan engineer juga wajib mengikuti toolbox meeting.
Bagaimana pelaksanaan toolbox meeting agar tidak membosankan?
Toolbox meeting yang dilakukan secara rutin dan bertujuan menekankan pentingnya penerapan K3 dalam suatu pekerjaan, pastikan pertemuan singkat ini menjadi sesuatu hal yang menyenangkan. Sebagai supervisor atau safety officer yang menjadi koordinator meeting, Anda harus mencari cara agar toolbox meeting tidak membosankan. Berikut trik yang dapat Anda praktekkan saat melakukan toolbox meeting:
1. Menggunakan pendekatan baru dengan studi kasus
Agar pekerja lebih antusias dan termotivasi mengikuti toolbox meeting, alangkah baiknya jika Anda menggunakan pendekatan atau metode baru. Salah satunya dengan studi kasus, Anda bisa menceritakan contoh kasus sesuai pekerjaan yang hendak dilakukan, kecelakaan kerja, atau berhubungan dengan audiensi hal ini akan manarik minat peserta toolbox meeting dan dapat dijadikan gambaran bagi peserta safety talk.
2. Menyampaikan informasi atau isu terbaru terkait K3
Selain membahas mengenai prosedur kerja, potensi bahaya, dan pengendaliannya, Anda juga bisa menambahkan informasi menarik dan ter-update yang berhubungan K3 atau pekerjaan yang akan dilakukan. Materi ini tentu akan disukai para pekerja karena memberikan informasi baru bagi mereka, terutama bagi pekerja baru. Anda dapat mencari artikel safety di internet untuk bahan penyampaian saat toolbox meeting.
3. Libatkan pekerja dalam toolbox meeting
Ajak para pekerja untuk lebih aktif menyampaikan pendapatnya dalam toolbox meeting. Anda bisa meminta pendapat para pekerja mengenai suatu topik. Selalu respons setiap pertanyaan yang diajukan oleh audiensi meeting. Terjalinnya komunikasi dua arah antara supervisor atau safety officer dengan pekerja menjadikan toolbox meeting berlangsung lebih akrab dan hangat. Keaktifan pekerja dalam toolbox meeting dapat mencerminkan kepedulian mereka mengenai penerapan K3 di tempat kerja.

4. Buatlah toolbox meeting yang ringkas, padat, dan jelas
Penyajian materi yang bertele-tele hanya akan membuat suasana meeting jadi membosankan. Selain pemilihan topik yang menarik, pastikan pembahasan juga dibuat ringkas, padat, dan jelas. Pastikan juga
waktu toolbox meeting tidak melebihi 10-15 menit. Adapun hal-hal yang dijelaskan dalam toolbox meeting, di antaranya:
  • Pekerjaan yang akan dilakukan, termasuk prosedur pelaksanaannya.
  • Bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
  • Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan secara benar dan aman.
  • Tindakan pengendalian bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
  • Isu atau informasi terbaru mengenai K3 atau berhubungan dengan topik yang diangkat.
  • Temuan hasil safety patrol di hari kemarin
  • Perbaikan prosedur kerja apabila di temukan ketidak sesuaian di lapangan
5. Berikan penghargaan kepada pekerja yang aktif menerapkan K3
Penghargaan atau reward juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi pekerja agar bekerja lebih baik lagi. Namun, penghargaan di sini bukan terkait pemberian bonus dalam bentuk materi atau hadiah lainnya, tetapi dalam bentuk sertifikat kepada pekerja yang telah melakukan pekerjaan dengan baik dengan menerapkan K3.
Meski waktunya terbatas, pelaksanaan toolbox meeting tidak boleh main-main. Supervisor atau safety officer yang bertugas sebagai koordinator harus merencanakan toolbox meeting sebaik dan se-efekif
mungkin. Pastikan semua pekerja yang terlibat memahami apa yang telah dijelaskan pada toolbox meeting. Anda dapat mengeceknya dengan cara bertanya dan membenarkan pendapat dari pekerja
Safety reward dapat memotivasi pekerja yang mendapatkan reward dan teman-teman pekerja lain agar dapat meningkatkan standart safety di lokasi kerja. safety reward dapat diberikan sebulan sekali atau pencapaian jam kerja aman hal ini tergantung kebijakan dari perusahaan itu sendiri. 

Sumber: www.SafetySign.co.id

Monday, December 12, 2016

SAFETY INDUCTION, TRAINING YANG HARUS DIIKUTI SETIAP PEKERJA BARU.

Seberapa penting safety induction untuk pekerja baru? Berapa kali safety induction diberikan untuk pekerja baru? Safety induction atau sering disebut HSE Induction atau HSE Orientation merupakan sesi training pengenalan terhadap lingkungan kerja yang membahas tentang segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Safety induction ini sangat diperlukan bagi para pekerja baru. Mengapa? Menurut penelitian dari Health and Safety Executive, pekerja baru berpotensi mengalami kecelakaan kerja lebih besar saat enam bulan pertama di tempat kerja. Lihat data berikut:
Lama Bekerja
Jumlah Kecelakaan Terlapor
Total Kecelakaan
Kurang dari 6 bulan
3316
9861
6-12 bulan
1023
3821
1-5 tahun
1084
3092
Di atas 5 tahun
973
2829
*Sampel penelitian yang dilakukan oleh Reporting of Injuries, Diseases and Dangerous Occurrences Regulations (RIDDOR) pada tahun 2012 di atas melibatkan 100.000 pekerja.
Parahnya lagi, di sektor konstruksi tercatat delapan dari 16 kecelakaan kerja fatal terjadi pada 10 hari pertama di tempat kerja. Risiko cedera atau kecelakaan kerja lebih tinggi tiga kali lipat pada bulan pertama bekerja dibanding mereka yang sudah punya pengalaman kerja 1 tahun.
Penyebab pekerja baru mengalami kecelakaan kerja:
  1. Kurangnya pengalaman kerja di industri atau tempat kerja baru.
  2. Kurangnya pemahaman tentang pekerjaan dan lingkungan kerja.
  3. Pekerja kurang peduli terhadap manajemen K3.
Atas latar belakang itulah, safety induction sangat penting diberikan kepada para pekerja baru. Melalui safety induction, pekerja dapat mengetahui potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja dan tindakan pengendaliannya. Selain itu, pekerja juga dapat memahami beberapa hal yang umumnya dibahas pada safety induction antara lain:
  1. Hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
  2. Kebijakan dan sistem manajemen K3 perusahaan.
  3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
  4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
  5. Gambaran umum kegiatan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
  6. Prosedur tanggap darurat, nomor telepon, komunikasi saluran radio.
  7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau keadaan darurat.
  8. Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K).
  9. Pengenalan terhadap lokasi dan alat kerja serta fasilitas lainnya.
  10. Potensi bahaya dan kecelakaan yang pernah terjadi di lokasi kerja.
  11. Alat pelindung diri yang wajib untuk lokasi tersebut.
  12. Gambaran umum kegiatan departemen unit kerja dan struktur organisasinya.
  13. Prosedur kerja yang terkait dengan tugas yang akan dikerjakan atau akan segera dilakukan.
  14. Prosedur pelaporan kecelakaan.
Informasi safety induction dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Cara penyampaiannya pun beragam, dapat berupa penjelasan langsung atau melalui media, seperti buku saku safety induction, atau safety induction video. Safety induction biasanya diberikan langsung oleh pengawas atau atasan.
Safety induction diberikan sebelum pekerja memulai aktivitasnya. Pemberian safety induction minimal diberikan satu tahun sekali atau setiap kali ada perubahan signifikan terkait standar keselamatan sehingga para pekerja pun dapat terus me-refresh ilmu K3-nya.
Di beberapa perusahaan, para pekerja yang sudah mendapatkan materi safety induction diharuskan menandatangani surat pernyataan bahwa benar yang bersangkutan telah menerima materi tersebut. Berbeda lagi jika safety induction dilakukan pihak ketiga (kontraktor atau vendor), mereka diharuskan untuk memenuhi persyaratan kick of meeting bersama dengan pihak pertama atau pemberi pekerjaan.
Pihak ketiga juga wajib mengurus persyaratan lain, di antaranya surat perintah kerja (SPK), izin pihak keamanan, membuat Job Safety Analysis (JSA). Setelah persyaratan terpenuhi, pihak ketiga wajib melapor ke Dinas K3LH untuk dibuatkan izin kerja dan safety induction pun dapat diberikan di lokasi kerja.
Intinya, safety induction sangat bermanfaat untuk pekerja baru guna meminimalkan risiko cedera dan kecelakaan kerja. Melalui pembekalan K3, para pekerja diharapkan bisa bertindak aman sesuai peraturan K3 di perusahaan, sehingga kecelakaan kerja pun dapat dicegah. Tak hanya pekerja baru, safety induction juga penting diberikan kepada pekerja lama, kontraktor dan tamu. Karena safety induction bukan sekadar formalitas, pastikan safety induction disampaikan dengan jelas dengan bahasa yang mudah dipahami para pekerja. Bagaimana dengan safety induction di perusahaan Anda? Apakah pemberian safety induction untuk pekerja baru sudah berjalan maksimal?



Semoga Bermanfaat. Salam safety!
By Copywriter PT Safety Sign Indonesia
Sumber: www.SafetySign.co.id

13 POIN PENTING YANG HARUS DI KETAHUI SUPERVISOR TENTANG SAFETY TALK/SAFETY BRIEFING


Mengapa safety talk begitu penting dan harus dilakukan secara rutin sebelum bekerja? Bukankah pekerja sudah mendapatkan pelatihan formal mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)? Ya, meskipun para pekerja sudah mendapatkan pelatihan formal K3 sesuai bidang pekerjaannya, Anda sebagai supervisor juga wajib mengingatkan kembali para pekerja akan pentingnya K3 melalui safety talk.
Safety talk (disebut juga safety morning talk atau toolbox meeting) adalah pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor dengan para pekerja atau karyawan untuk membicarakan hal-hal mengenai K3, entah tentang isu terbaru, regulasi, prosedur kerja, alat pelindung diri, potensi bahaya, dll.
Dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), safety talk merupakan program K3 yang wajib disusun oleh setiap perusahaan yang menerapkan SMK3 tersebut. Safety talk sangat penting dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk melindungi pekerja dari cedera dan meminimalisasi bahkan menghindari kecelakaan kerja, sehingga kerugian fatal pada peralatan kerja maupun pekerja dapat dihindarkan.


Pada dasarnya, safety talk bertujuan untuk menginformasikan bahaya yang terdapat dalam suatu pekerjaan dan cara mengantisipasinya. Topik yang paling sering dibahas biasanya mengenai peringatan untuk mengutamakan keselamatan diri dengan cara mengenakan alat pelindung diri (APD) dan peralatan sesuai dengan pekerjaan.
Peran penting safety talk inilah yang menjadi alasan mengapa materi safety talk perlu disampaikan secara rutin dan berulang-ulang. Pengulangan ini bukan berarti para pekerja dianggap belum tahu, tetapi inilah salah satu cara untuk terus mengingatkan mereka akan pentingnya penerapan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga merupakan salah satu proses pembentukan budaya K3 di perusahaan.
13 Poin Penting yang Harus Diketahui Supervisor Tentang Safety Talk
Agar pelaksanaan safety talk di perusahaan Anda berjalan lancar dan efektif, ada baiknya setiap supervisor memahami 13 poin penting mengenai safety talk di bawah ini:

1. Seberapa sering kita harus melakukan safety talk?
Disarankan melakukan safety talk secara berkala, misalnya seminggu sekali, sehingga pekerja menjadi terbiasa dan menjadikan pertemuan ini sebagai bagian dari rutinitas kerja.

2. Dimana lokasi yang tepat melaksanakan safety talk?
Pilihlah tempat yang nyaman dan bebas dari gangguan. Mungkin Anda tidak ingin para pekerja sulit berkonsentrasi dan melewatkan pesan keselamatan yang Anda sampaikan karena lokasi yang bising, lokasi terlalu panas atau dingin. Jadi, pastikan di tempat yang Anda pilih, semua pekerja yang hadir dapat mengikuti pertemuan dengan efektif.

3. Kapan waktu terbaik melaksanakan safety talk?
Pilihlah waktu yang tidak mengganggu aktivitas kerja dan dimana pikiran serta konsentrasi pekerja masih segar dan fokus. Pagi hari sebelum memulai pekerjaan adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan safety talk.

4. Berapa lama waktu pelaksanaan safety talk?
"Keep It Short & Simple (KISS)" adalah moto yang harus Anda pegang. Sampaikan pesan keselamatan dengan ringkas, padat, dan jelas. Durasi pelaksanaan safety talk idealnya berlangsung antara 5-15 menit. Sebagian besar supervisor melaksanakannya dalam waktu 10 menit.

5. Materi atau topik keselamatan apa yang sebaiknya dibahas?
Sebaiknya Anda memilih topik yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam menentukan topik safety talk, Anda dapat mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
  • Potensi bahaya apa yang terkait pekerjaan yang akan dilakukan
  • Kecelakaan kerja atau near misses apa yang sering atau pernah terjadi terkait pekerjaan yang akan dilakukan
  • Pedoman kerja yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan
  • Alat pelindung diri apa yang harus digunakan terkait pekerjaan yang akan dilakukan

Isu atau informasi terbaru mengenai K3 atau berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan juga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan topik safety talk. Misalnya, ada regulasi terbaru mengenai bekerja di ketinggian, jika hal itu berhubungan dengan pekerjaan yang akan Anda lakukan, Anda bisa menjadikan topik tersebut sebagai materi safety talk.

6. Apakah supervisor harus memilih satu topik pembahasan saja?
Ya, topik pembahasan safety talk harus spesifik. Penyajian materi yang bertele-tele hanya akan membuat suasana pertemuan jadi membosankan. Misalnya, Anda ingin membahas mengenai bahaya di tempat kerja, mungkin Anda bisa menentukan bahaya yang lebih spesifik seperti terpeleset atau bahaya terkena jatuhan benda dari atas dan cara pengendaliannya.

7. Berapa lama persiapan yang harus supervisor lakukan untuk melakukan safety talk?
Tidak banyak, namun bukan berarti Anda tidak mempersiapkannya sama sekali. Setelah memilih topik, pastikan Anda telah mengetahui dan memahami pedoman K3 terkait topik yang diangkat dan buatlah catatan berupa poin-poin penting mengenai materi safety talk. Anda bisa berdiskusi dengan supervisor lain untuk meminta saran tentang hal-hal apa saja yang sebaiknya disertakan dalam catatan.

8. Apakah dalam penyampaian materi, supervisor hanya perlu membacakan poin-poin yang telah ia buat?
Mungkin ini cara sederhana, namun bukan ide yang baik. Penyampaian materi dengan cara membacakan akan membuat penyajian materi jadi membosankan dan tidak efektif. Cobalah sebisa mungkin untuk menyampaikan materi dengan kata-kata Anda sendiri dengan menjadikan poin-poin yang telah Anda buat sebagai referensi saja. Maka dari itu, sangat penting bagi seorang supervisor untuk memahami materi yang akan ia bahas pada safety talk.

9. Apakah menggunakan alat bantu visual dalam penyampaian materi dibolehkan?
Tentu saja. Alat bantu visual dalam sebuah presentasi bisa menjadi sarana yang ampuh dan efektif untuk meningkatkan dampak atau pengaruh terhadap audiensi (pekerja). Penggunaan kata dan visual yang sesuai bisa menguatkan pesan yang ingin disampaikan dalam presentasi. Untuk safety talk, Anda dapat menggunakan alat bantu visual berupa gambar, grafik, video, atau peralatan pendukung yang berhubungan dengan topik safety talk.
Misalnya, jika Anda berbicara tentang perkakas tangan yang rusak atau berbahaya, Anda bisa menunjukkan contohnya kepada pekerja. Jika topik pertemuan membahas tentang cara mengoperasikan forklift, ada baiknya Anda menunjukkan bagaimana hal itu harus dilakukan.


10. Apakah supervisor harus mengajak para pekerja terlibat dalam diskusi?
Ya, Anda harus mengajak para pekerja untuk lebih aktif menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan dalam safety talk. Anda bisa meminta pendapat mereka mengenai topik yang dibahas. Selalu respons setiap pertanyaan yang diajukan oleh pekerja. Ini penting, bagaimanapun keaktifan pekerja dalam safety talk dapat mencerminkan kepedulian mereka mengenai penerapan K3 di tempat kerjanya.

11. Apa yang harus dilakukan supervisor untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan pekerja?
Jika pertanyaan yang mereka ajukan relevan dengan topik yang dibahas dan Anda mengetahui jawabannya, berikanlah respons terbaik untuknya. Namun, jika Anda tidak mengetahui jawabannya, katakan padanya bahwa Anda akan mencari tahu terkait pertanyaan tersebut dan akan memberikan jawaban pada safety talk berikutnya.
Lain halnya jika pertanyaan tidak relevan dengan topik bahasan, katakan pada pekerja tersebut bahwa Anda akan membahas secara pribadi setelah safety talk selesai.

12. Haruskah supervisor mendokumentasikan pelaksanaan dan kehadiran pekerja?
Ya, setiap pekerja yang menghadiri pertemuan harus menandatangani formulir safety talk yang telah disediakan. Anda sebagai supervisor juga harus membuat MOM (Minutes of Meeting) dari topik yang didiskusikan, termasuk keluhan, permasalahan, dan saran dari audiensi, serta pastikan Anda menindaklanjutinya.
Follow up pertanyaan yang tidak bisa dijawab saat safety talk. Pastikan safety talk terdokumentasikan dengan baik, seperti foto pelaksanaan dan absensi pekerja yang hadir. Dokumentasi pelaksanaan safety talk dapat digunakan sebagai bukti bahwa pekerja telah mendapatkan informasi keselamatan secara spesifik, juga sebagai pedoman memberikan pelatihan kepada pekerja.

13. Adakah saran agar safety talk lebih efektif?
Berikut adalah teknik yang dapat digunakan supervisor agar pelaksanaan safety talk lebih efektif, antara lain:
  • Prepare (Lakukan persiapan sebaik mungkin, cari referensi sebanyak-banyaknya dan pahami materi safety talk yang akan Anda sampaikan)
  • Pinpoint (Fokuslah pada tujuan dan tetaplah sederhana, berikan poin-poin kunci. Jangan membuat bosan audiensi dengan memberi penjelasan yang menyeluruh dalam satu sesi. Fokus pada satu topik pembahasan)
  • Personalize (Jalin komunikasi dua arah antara supervisor dengan pekerja dan sesekali menggunakan humor. Ini akan menjadikan pertemuan lebih akrab dan hangat serta menjaga audiensi tetap memperhatikan Anda. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk lebih mengingat apa yang telah dibahas)
  • Pictorialize (Sajikan materi safety talk tidak hanya secara lisan, namun dalam bentuk visual juga. Gunakan alat bantu visual, berupa gambar, grafik, video, atau peralatan pendukung lainnya bila memungkinkan)
  • Prescribe (Pastikan Anda menyampaikan topik pembahasan secara tepat kepada audiensi tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan agar mereka dan rekan kerjanya bekerja dengan aman dan selamat)
Sebagai supervisor, pastikan Anda memahami poin-poin penting mengenai safety talk di atas. Meski hanya berlangsung dalam hitungan menit, pelaksanaan safety talk harus dipersiapkan sebaik dan se-efektif mungkin. Pastikan para pekerja yang terlibat memahami penjelasan Anda pada safety talk.
Semoga Bermanfaat, Salam Safety!
Sumber: www.SafetySign.co.id

Sunday, December 11, 2016

KESELAMATAN KERJA DI DUNIA KONTRUKSI

gambar 1.1
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan K3 Konstruksi adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain. 
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll
Sering kali melihat dan menyaksikan di depan mata sering terpasang spanduk yang bertuliskan “Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan” k3 Konstruksi atau yang sering disingkat K3LL.  Spanduk tersebut sering kita temukan terutama pada proyek-proyek pembangunan apartemen, hotel, perkantoran dan lain-lain.  Bagi orang awam yang kurang memahami filosofi K3LL, tentunya akan bertanya-tanya dalam hati, sesungguhnya apa maksud dan tujuan pemasangan spanduk tersebut? Nilai tambah apa yang dapat diperoleh?

 
 gambar 1.3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah mutlak untuk dijadikan sebagai bagian dari proses manajemen khususnya manajemen proyek, karena menyangkut banyak aspek yang sudah barang tentu dampaknya akan menimbulkan kerugian yang cukup besar dikemudian hari.  Jumlah Kecelakaan Kerja setiap tahun semakin meningkat, hal ini didasari karena kurangnya respek dari manajemen terhadap masalah K3LL.
Konsep Dasar Mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Penyebab Kecelakaan kerja pada umumnya disebabkan akibat adannya sikap dan perilaku pekerja yang tidak aman dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman.  Hal ini tentunya diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu : tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai, tidak mengikuti prosedur kerja yang telah ditetap, tidak mematuhi peraturan kerja yang sudah ditetapkan, tidak berhati-hati serta kondisi fisik yang lemah namun tetap memaksakan untuk bekerja.
Alat Pelindung Diri yang sesuai akan meminimalkan potensi bahaya yang ada di area kerja.


Sumber : management01.wordpress.com, id.wikipedia.org

Thursday, December 8, 2016

TUTORIAL CARA MEMBEDAKAN PLAT ALUMINIUM DENGAN PLAT STAINLESS STEEL

Berikut ini akan di perlihatkan sekilas cara membedakan plat aluminium dengan stainles steel dengan cara di gerinda.

LAMBANG DAN MACAM MACAM B3

Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengelolaan B3 yang mencakup kegiatan menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/atau membuang B3 harus dilakukan secara baik dan benar, sehingga penggunaan dan penanganan B3 tersebut akan aman bagi pengguna dan tidak mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup lainya.

1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive), sebagaimana gambar 1
B3a
Gambar 1 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25ºC, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing), sebagaimana gambar 2.
Gambar 2 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing).
Gambar 2 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.

3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable), sebagaimana gambar 3,
Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)
Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0ºC dan titik didih lebih rendah atau sama dengan 35ºC;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0ºC – 21ºC;
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60ºC (140ºF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25ºC dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40ºC;
i. Aerosol yang mudah menyala;
j. Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k. Peroksida organik

4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),sebagaimana gambar 4.
B3d
Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut.

5. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful), sebagaimana gambar 5.
Gambar 5 : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)
Gambar 5 : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana gambar 6.
Gambar 6 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)
Gambar 6 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata

7. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana gambar 7.
Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC; dan/atau c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

8. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment), sebagaimana gambar 8.
Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous for the environment)
Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan (dangerous for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic), sebagaimana gambar 9.
Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang
dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a. karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b. teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio;
c. mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genética;
d. toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e. toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f. gangguan saluran pernafasan.

10. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar 10.
B3j
Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.
Setelah kita mengenal B3 dan juga simbolnya, semoga kita dapat berhati-hati, serta dapat menyikapi dengan bijak bahan-bahan yang tergolong B3 guna meminimalkan risikonya terhadap lingkungan dan mahluk hidup yang ada di sekitarnya. Salam Safety!